KEBIJAKAN PENGENDALIAN FILARIASIS DI KABUPATEN TABALONG BERDASARKAN PREVALENSI DAN PERKIRAAN UMUR RELATIF NYAMUK DI ALAM

  • Muhammad Rasyid Ridho
  • Juhairiyah Balai Litbangkes Tanah Bumbu
  • Abdullah Fadilly
  • Dwi Candra Arianti
  • Akhmad Rosanji
Keywords: Policy of Filariasis ElImination, Filariasis, Mosquito, Tabalong

Abstract

Filariasis merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui nyamuk vektor, tidak menyebabkan kematian namun menyebabkan kecacatan seumur hidup. Kabupaten Tabalong telah melaksanakan upaya pemberantasan filariasis, namun mikrofilaria rate (mf rate) menunjukkan angka yang cenderung meningkat. Data penemuan kasus dan vektor dapat dijadikan data dasar untuk penentuan kebijakan dalam pengendalian filariasis supaya lebih efektif dan efesien. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebijakan pengendalian filariasis di Kabupaten Tabalong berdasarkan data prevalensi dan perkiraan umur nyamuk di alam. Penelitian merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, dilakukan di Desa Bilas Kecamatan Upau. Dilakukan survei darah jari pada 360 orang, pencidukan larva nyamuk untuk mengetahui perilaku berkembang biak dan menginventarisasi tempat perindukan nyamuk, penangkapan nyamuk dengan metode umpan orang dan pembedahan nyamuk untuk mengetahui paritas. Masih ditemukan penderita baru setelah dilakukan pengobatan massal satu desa menandakan masih terjadi penularan di Desa Bilas. Ditemukan larva Culex spp dan Anopheles spp pada 5 lokasi tempat perindukan nyamuk. Kepadatan nyamuk menghisap darah tertinggi yaitu Cx. quinquefasciatus dengan puncak kepadatan pada pukul 24.00 - 01.00 WITA dan nilai parous rate yaitu sebesar 27%. Perlu dilakukan pengobatan massal pencegah filariasis serentak satu kabupaten, tindakan promotif dan tindakan preventif untuk pemberantasan filariasis di Kabupaten Tabalong yang didukung oleh semua pihak yang terkait.

Kata kunci: Kebijakan Eliminasi Filariasis, Filiarisis, Nyamuk, Tabalong

Abstract

Filariasis is an infectious disease transmitted through vector mosquitoes, does not cause death but cause lifelong disability problems. Tabalong Regency has implemented filariasis eradication efforts, but the microfilaria rate shows a number that tends to increase. Data in the case and vector discoveries can be invoked as basic data for determining policies in controlling filariasis to be more effective and efficient. This study is intended to determine filariasis control policies in Tabalong district based on prevalence data and estimated age of mosquitoes in nature. The study use an analytical observational study with a cross sectional design, conducted in the Bilas Village of Upau District. Finger blood survey was conducted of 360 people, snatching mosquito larvae to find out the breeding behavior and inventorying mosquito breeding sites, catching mosquitoes by using the bait method and mosquito surgery to find out parity. New patients are still found after one village's mass treatment indicated that there was still transmission in the Bilas Village. Culex spp and Anopheles spp larvae were found in 5 mosquito breeding sites. The density of mosquitoes sucks the highest blood, namely Cx. Quinquefasciatus with peak density of 24.00 - 01.00 WITA and parous rate is 27%. There needs to be a mass treatment of filariasis prevention in one district, promotive actions and preventive measures for filariasis eradication in Tabalong District which is supported by all parties involved.

Keywords : Policy of Filariasis Elemination, Filariasis, Mosquito, Tabalong

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-10-25
How to Cite
Ridho, Muhammad Rasyid, Juhairiyah, Abdullah Fadilly, Dwi Candra Arianti, and Akhmad Rosanji. 2019. “KEBIJAKAN PENGENDALIAN FILARIASIS DI KABUPATEN TABALONG BERDASARKAN PREVALENSI DAN PERKIRAAN UMUR RELATIF NYAMUK DI ALAM”. Jurnal Kebijakan Pembangunan 14 (1), 37 - 44. http://jkpjournal.com/index.php/menu/article/view/3.