Efek Limpahan dan Analisis Pusat Pertumbuhan Provinsi Kalimantan Tengah

  • Maria Christina Yuli Pratiwi Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur
Keywords: Pertumbuhan, Tipologi Klassen, Skalogram, Gravitasi, Autokorelasi Spasial, Limpahan

Abstract

Province of Central Kalimantan plays an important role in the national development and has the highest of economic growth in Kalimantan. The paper identifies which districts that have potency as the growth poles and determines the spatial spillover effects in Central Kalimantan during 2010-2016. Data ini this study uses secondary data and the social-economic data were collected for 14 districts. Using quantitative methods, in particular: Klassen Typology, scalogram analysis, geograpyl concentration analysis, gravity analysis, spatial autocorrelation, and spillover effect. The result of research finds that: (1) Kota Palangka Raya as the growth pole; (2) Kotawaringin Timur Regency dan Kotawaringin Barat Regency as the new growth pole; (3) the analysis of geographical concentrations shows that the facilities haven't been equally distributed in the districts of Province of Central Kalimantan; (4) the research results also hasn't been in accordance with the Spatial Plan (RTRW) of Central Kalimantan Province; (5) the economics growth concentration concentrated geographically in the western, middle, and eastern; and (6) Pulang Pisau Regency and Barito Selatan Regency have the biggest spillover effect.

Abstrak

Provinsi Kalimantan Tengah berperan penting dalam perekonomian nasional dan memiliki laju pertumbuhan
ekonomi tertinggi se-Kalimantan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kabupaten/kota yang memiliki
potensi sebagai pusat pertumbuhan dan mengetahui efek limpahan spasial selama periode 2010-2016. Data
dalam studi ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari data sosial ekonomi 14 kabupaten/kota.
Menggunakan metode kuantitatif deskriptif dan alat analisis: Tipologi Klassen, analisis skalogram, analisis
konsentrasi geografis, analisis gravitasi, autokorelasi spasial, dan efek spillover. Hasil studi menunjukkan:
(1) Kota Palangka Raya merupakan pusat pertumbuhan; (2) Kabupaten Kotawaringin Timur dan
Kotawaringin Barat merupakan daerah pusat pertumbuhan baru; (3) dalam analisis konsentrasi geografi
diketahui bahwa fasilitas-fasilitas belum terdistribusi secara merata di kabupaten/kota Provinsi Kalimantan
Tengah; (4) hasil penelitian belum sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah;
(5) konsentrasi pertumbuhan ekonomi tersebar di bagian barat, tengah, dan timur; dan (6) Kabupaten Pulang
Pisau dan Kabupaten Barito Selatan adalah daerah dengan nilai spillover effect terbesar

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ardilla, R. 2012. Analisis Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Banjarnegara. Economics Development Analysis Journal 2012, Volume 1, Nomor 2.
Bappenas. 2011. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025. Bappenas. Jakarta
Bappenas. 2014. Perkembangan Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah 2014. Bappenas.Jakarta
Bappenas. 2015. Seri Analisis Pembangunan Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah 2015.Bappenas.Jakarta
Bappeda Kabupaten Kotawaringin Barat. 2017. Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2017-2022. Bappeda Kab. Kobar, Pangkalan Bun.
BPS. 2015. Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. BPS. Jakarta
BPS. 2016. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kalimantan Tengah. BPS. Provinsi Kalimantan Tengah.
BPS. 2016. Kalimantan Tengah Dalam Angka 2016. BPS Provinsi Kalimantan Tengah
BPS. 2017. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Tengah. BPS Provinsi Kalimantan Tengah.
Capello, R., 2009. Spatial Spillover and Regional Growth: A Cognitive Approach. European Planning Studies, Vol. 17, No. 3. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. 2017. Profil Kesehatan 2016 Provinsi Kalimantan Tengah.
Dinas Kesehatan. Palangka Raya.
Forum Kerjasama Revitalisasi Dan Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK). 2016. Paparan Gubernur Kalimantan Tengah selaku Koordinator FKRP2RK. Jakarta
Fum, R.M. Hodler, R. 2010. Natural Resources And Income Inequality: The role of ethnic divisions”. Economic Letters (107): 360–363.
Jay, L. Wong S.W. David. 2000. Statistical Analysis with Arcview GIS. John Willey & Sons,INC: United Stated of America
Kartika, Y. 2007. Pola Penyebaran Spasial Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor Tahun 2005. Institut Pertanian Bogor. 2007. Tersedia di http://www.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14380, diakses pada 10 Desember 2014.
Kosfeld, R. 2006. Spatial Econometrics. Instituteof Economics, University of Kassel. 2006. Tersedia di http://www.ivwl.uni-kassel.de/kosfeld/ lehre/spatial, diakses pada 13 Oktober 2014.
Kosfeld, R. 2011. Data Management and Basic Mapping With Geoda. Institut of Economics, University of Kassel. 2011.
Kubis, et.al. 2007. Spillover Effects of Spatial Growth Poles- a Reconciliation of Conflicting Policy Target?. Halle Institute for Economic Research Working Paper, Nr.8/2007.
Kuncoro, M. 2004. Analisis Spasial dan Regional dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Mushuku,A. Takuva, R. 2013. Growth Points or Ghost Towns? Post Independence Experiences of the Industrialisation Process at Nemamwa Growth Points in Zimbabwe. International Journal of Politics and Good Governance, 4 (4.4) Quarter IV, 1–27
Nainggolan, P. 2013. Analisis Penentuan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten
Simalungun. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Volume 1, Nomor 12, 2013.
Ogunleye, E.K. 2011. Structural Transformation In Sub-Saharan Africa: The Regional Growth Poles Strategy. African Economic Conference, Kigali.
Priyadi, U. Atmadji, E. 2017. Identifikasi Pusat Pertumbuhan Dan Wilayah Hinterland Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship (AJIE), Vol. 02, No. 02, May 2017.
Pamungkas, P.B. 2013. Efek Limpahan Dari KutubKutub Pertumbuhan Wilayah Kabupaten dan
Kota di Koridor Ekonomi Sulawesi. Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.
Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau. 2015. Strategi Pertumbuhan Ekonomi Hijau Kabupaten Pulang Pisau. Pulang Pisau.
Rahayu, E. Santoso, E.B. 2014. Penentuan Pusat-Pusat Pertumbuhan dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Teknik ITS, 3(2), C290–C295.
Sugiyanto. Sukesi. 2010. Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Lamandau. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2, Oktober 2010, 202-215.
Suparta, W.I. 2009. Spillover Effect Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Dan Sumatera Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 1, Juni 2009, 32-48.
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Penerbit Baduose Media, Padang.
Todaro, M. Smith, S. C. 2006. Economic Development, Edisi Kesembilan, Jilid 1. (Drs. Haris Munandar, M.A.; Puji A.L., S.E, Trans). Jakarta: Penerbit Erlangga. (Pearson Education Limited, United Kingdom diterbitkan tahun 2006).
Utari, S. 2015. Analisis Sistem Pusat Pelayanan Permukiman Di Kota Yogyakarta Tahun 2014. Journal of Economics and Policy, Volume 1, 262 Nomor 8. 2015
Zulaechah, R. 2011. Analisis Pengembangan Kota Magelang Sebagai Pusat Pertumbuhan
Kawasan Purwomanggung Jawa Tengah. 2011. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang. Tersedia di http://www.eprints.undip.ac.id/35998/1/SITORUS.pdf, diakses pada 17 September 2014.
Published
2020-02-27
How to Cite
Maria Christina Yuli Pratiwi. 2020. “Efek Limpahan Dan Analisis Pusat Pertumbuhan Provinsi Kalimantan Tengah”. Jurnal Kebijakan Pembangunan 12 (2), 243-63. https://jkpjournal.com/index.php/menu/article/view/104.