Oportunitas Pembentukan Entitas Kebudayaan Baru, Tinjauan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia 2024 terhadap Perpindahan Ibu Kota Voc 1619

  • Devina Ocsanda Archaeology Department, Universitas Gadjah Mada
  • Candrika Ilham Wijaya Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Indonesia
  • Muhammad Azzam Al Haq Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Indonesia
  • Julian Dwi Efendi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Indonesia
  • Ludvia Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Indonesia
  • Fahmi Prihantoro Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Keywords: Batavia, IKN, Perpindahan Ibu Kota, Entitas Budaya, Capital City Migration, Cultural Entity

Abstract

The relocation of The Capital City of Indonesia potentially causes a significant cultural impact. This Study discusses the opportunity of a new cultural entity forming in Ibu Kota Negara (IKN), referring relocation of VOC's Capital City from Ambon to Jayakarta-Batavia in 1619. The Study of cultural aspects is intended for government to prepare adequate mitigation to potential conflict in the new capital city area. Using landscape archaeology, the condition in Batavia and IKN will be analyzed with the concept of physics and cultural landscape formation. This research's results show that the planning of the spatial organization, architecture, and cultural traditions in Batavia have the same pattern in the IKN area. In Batavia, a new entity had already emerged named Betawi. There will be equal opportunity with similar conditions. The IKN's position relative to the center of Indonesia and the rapid development of information and transport technology can trigger new cultural entities.

Perpindahan Ibu Kota Indonesia berpotensi menghasilkan dampak yang signifikan dalam hal kebudayaan, yakni kemunculan entitas budaya baru. Kajian ini membahas mengenai oportunitas pembentukan entitas budaya baru di Ibu Kota Negara (IKN) mereferensi perpindahan yang pernah terjadi di masa lampau, yaitu Masa Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) dari Ambon ke Jayakarta-Batavia pada 1619. Kajian mengenai aspek kebudayaan tersebut dimaksudkan agar pemerintah dapat menyiapkan mitigasi yang memadai terhadap potensi konflik yang dapat terjadi di wilayah ibu kota baru. Dengan pendekatan arkeologi lanskap, kondisi di Batavia dan IKN dianalisis dengan konsep elemen pembentuk lanskap fisik dan budaya. Hasil riset ini memperlihatkan perencanaan organisasi ruang, arsitektur, dan tradisi budaya di Batavia ternyata memiliki pola yang sama pada kawasan IKN. Di Batavia, entitas baru telah terbentuk secara nyata yang kini disebut dengan nama Betawi. Terdapat peluang yang sama di IKN dengan kondisi-kondisi yang serupa. Posisi IKN yang relatif berada di tengah wilayah Indonesia serta perkembangan teknologi informasi dan transportasi yang pesat turut membuat pembentukan entitas budaya baru menjadi lebih dinamis. Peluang terbentuknya entitas budaya baru mengharuskan pemerintah bersiap untuk memperkuat tradisi budaya yang telah eksis sebelumnya dan mengembangkannya bersama dengan entitas budaya yang baru.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andreastuti, S., Newhall, C., Dwiyanto, J. 2006. Menelusuri Kebenaran Letusan Gunung Merapi 1006. Jurnal Geologi Indonesia, 1(4), 201–207.
Awalia, R., Arifin, N., & Kaswanto, R. 2018. Kajian Karakter Pembentuk Lanskap Budaya Masyarakat Adat Kajang di Sulawesi Selatan. Jurnal Lanskap Indonesia (JLI). 9(2): 91–100.
Bappenas. 2021. Buku Saku Pemindahan Ibu Kota Negara. Bappenas. Jakarta.
Barth, F. (1988). Kelompok Etnik dan Batasannya. UI Press. Jakarta.
Blackburn, S. 2012. Jakarta: Sejarah 400 Tahun. Komunitas Bambu. Jakarta.
Blak, G. L., Dijk, F. V., & Kortlang, D. J. 2007. Archives of the Dutch East India Company (VOC) and the Local Institutions in Batavia (Jakarta)=De Archieven van de Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) en de Locale Instellingen te Batavia (Jakarta). Brill. Leiden.
Budiarta, I.W. 2019. Eksistensi Bahasa Lokal Terkait Pemindahan Ibu Kota Negara Ke Kalimantan Timur: Ancaman dan Strategi Pemertahanannya. Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(2-2), 1–9.
Chijst, J. A. vd. 1885. Nederlandsch-Indisch Plakaatboek, 1602-1811. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Batavia.
Dewi, M. R., Syafitri, E. D, & Dewanti, N. A. 2020. Analisis Kesiapan Masyarakat Kecamatan Sepaku dan Samboja Terhadap Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. 16(4), 300–313.
Haan, F. de. 1922. Oud Batavia. G. Kolff & Co. Batavia.
Hariyanto, G. 2013. Hari Depan Dunia Lebih Banyak Ditentukan Moralitas Keputusan Kita Sekarang. Omnes Et Omnia, 2(1), 56–62.
Hasibuan, R. R. A., & Aisa, S. 2020. Dampak dan Resiko Perpindahan Ibu Kota Terhadap Ekonomi di Indonesia. AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam, 5(1), 183–203.
Hogg, I. V. 1981. The History of Fortification. St. Martin’s Press. New York.
Hutasoit, W. L. (2019). Analisa pemindahan ibukota negara. DEDIKASI: Jurnal Ilmiah Sosial, Hukum, Budaya, 39(2): 108-128.
Jonge, J. K. J. d. 1820. De opkomst van het Nederlandsch gezag over Java, vijfde deel. Nijhoff. s' Gravenhage.
Kanumoyoso, B. 2011. Beyond The City Wall: Society and Economic Development in The Ommelanden of Batavia, 1684-1740. Disertasi. Faculty of Humanities Leiden University, Leiden.
Kemenparekraf. 2022. Desain Istana Kepresidenan di IKN dan Ikoniknya Garuda. URL: https://kemenparekraf.go.id/. Diakses tanggal 8 Agustus 2022.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Pustaka.
Marihandono, D. 2008. Perubahan Peran dan Fungsi Benteng dalam Tata Ruang Kota. Wacana, 10(1), 144–160.
McClelland, L., Keller, J., Keller, G., & Melnick, R. 1990. Guidelines for Evaluating and Documenting Rural Historical Landscapes. US Department of the Interior, National Park Service, Interagency Resources Division, National Register Bulletin 30.
Miller, A. M., Birman, D., Zenk, S., Wang, E., Sorokin, O., & Connor, J. (2009). Neighborhood Immigrant Concentration, Acculturation, and Cultural Alienation in Former Soviet Immigrant Women. Journal of Community Psychology, 37(1), 88 –105.
Plumwood, V. 2006. The Concept of a Cultural Landscape: Nature, Culture and Agency in the Land. Dalam Ethics and the Environment. Indiana University Press.
Poesponegoro, M. D. & Notosoesanto, N. 2010. Sejarah Nasional Indonesia IV. Balai Pustaka. Jakarta.
Preetham, K. 2020. Ineludible Cultural Alienation. Journal of Interdisciplinary Cycle Research, 12(3), 1262–1266.
Ricklefs, M. C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Serambi Ilmu Semesta. Depok.
Samsoedin, I., Wijaya, A., Sukiman, H. 2010. Konsep Tata Ruang dan Pengelolaan Lahan pada mAsyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan (JAKK), 7(2), 145 –168.
Soekiman, D. 2014. Kebudayaan Indis Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi. Komunitas Bambu. Depok.
Taylor, J.G. 2009. The Social World of Batavia. The University of Wisconsin Press. United States.
Tjahjono, G. 1998. Indonesian Heritage: Architecture. Buku Antar Bangsa. Jakarta.
Toun, N.R. 2018. Analisis Kesiapan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia ke Kota Palangkaraya. Jurnal Akademia Praja, 1(1), 129 –148.
UNESCO. 2012. Operational Guidelines for the Implementation of the World Heritage Convention. World Heritage Centre.
Vlekke, B. H. M. 2008. Nusantara Sejarah Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta.
Widodo, J. 2009. Masa Lalu dalam Masa Kini Arsitektur di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirartha, I M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Andi Offset. Yogyakarta.
Yogi, I. B. P. P. 2016. Lanskap Pertambangan Penambang Tiongkok di Monterado, Kalimantan Barat: Pendekatan Arkeologi Sejarah. Jurnal Forum Arkeologi, 29(1), 1–10.
Published
2023-06-05
How to Cite
Ocsanda, Devina, Candrika Ilham Wijaya, Muhammad Azzam Al Haq, Julian Dwi Efendi, Ludvia, and Fahmi Prihantoro. 2023. “Oportunitas Pembentukan Entitas Kebudayaan Baru, Tinjauan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia 2024 Terhadap Perpindahan Ibu Kota Voc 1619”. Jurnal Kebijakan Pembangunan 18 (1), 1-12. https://doi.org/10.47441/jkp.v18i1.291.